Halaman

Kamis, 05 September 2013

I'm Back

Oh well... I think I've left this site for too long. Hahaha.
But, I'm glad I still remember, so I decided to do something. I have to fix this blog!

I know I have written some ridiculous entries in the past. Later, I'll delete all of them. I'll renew this site. Perhaps, a new layout. Oh, maybe I should change the banner. No more childish stuff....
Okay, this will be tiring.

Rabu, 27 Februari 2013

Today's Challenge: Otak-otak Bandeng


Mission: cooking Otak-otak Bandeng (for the first time)
Date and time: Feb, 27 2013. Begin at 10.00 am
Challenge accepted!

Awal mulanya, 2 hari yang lalu ibuku beli satu ekor bandeng utuh yang panjangnya gak nanggung-nanggung. Gede! Aku ditanya bisa gak ngolah tuh ikan. Sebenernya aku sih bisa-bisa aja, cuman belum mahir. Tapi, kalau udah berurusan sama ikan, aku agak males. Repot sih. Akhirnya, tuh ikan dianggurin di freezer sampai aku memutuskan melakukan sesuatu untuk membuatnya berguna. Hehe. 

Bandeng. Hmm.... kalau dimasak dengan cara digoreng dengan bumbu gitu aja, itu udah biasa. Dan, aku sebenarnya gak terlalu suka, begitu juga kedua adekku. Akhirnya, muncul ide untuk mengolahnya menjadi otak-otak bandeng. Kayaknya kalau itu lauk pauk udah dalam bentuk yang disebut 'Otak-otak Bandeng', siapa sih yang mau nolak? Tapi, masalah selanjutnya adalah.... Bisa gak bikinnya? Minimal, bisa gak ngolahnya? Tapi, yang namanya Tya gak mudah menyerah. Hehe. Aku ini kebetulan suka tantangan dan mencoba hal baru. Jadi, mumpung masih muda, itung-itung latihan.... Aku coba deh masak yang satu ini. Modalnya sederhana sih. Resep dari internet, pengalaman memasak (walau belum banyak), dan yang paling penting, Pede! Untuk modal dalam bentuk budget.... Hmmm.... cukup terjangkau kok. Bandengnya aja kata ibuku cuma Rp. 11.000,-. Bumbu dan bahan yang lain juga murah dan gampang didapat.

Nah, yuk kita mulai! 

Bahan
-1 ekor bandeng utuh
-2 butir telur
-minyak untuk menggoreng
-tepung terigu secukupnya (aku pakai kira-kira gak lebih dari 1 sdm)
-wortel secukupnya
-tepung beras secukupnya (opsional)

Bumbu yang dihaluskan
-5 siung bawang putih
-3 siung bawang merah
-1 butir kemiri yang sudah digoreng
-jahe secukupnya
-ketumbar secukupnya
-merica secukupnya
-garam secukupnya
-gula pasir secukupnya


(Sebagian bumbu dan bahan. Minus daun bawang, gak jadi aku pakai. Hehe)


Ini adalah resep yang aku modifikasi sendiri. Dari sumber internet, ada banyak versi. Dan aku hanya menggunakan bahan-bahan yang saat ini ada di dapurku. Aku sengaja menggunakan wortel, supaya nilai gizinya nambah dari sayuran, juga untuk menjadikan warna menjadi lebih bagus.

Nah, sekarang cara membuat.
1. Mengolah ikan.
Dalam membuat otak-otak bandeng, mengolah ikannya berbeda dari biasanya, karena ikan tidak dibelah. Mula-mula sisik ikan dibersihkan. Setelah permukaannya mulus, ikan ditarik dari bagian kepala dan ekor hingga berbunyi kayak tulang putus. Kemudian, ikan dipukul-pukul. Sayangnya, aku melupakan step ini. Langkah selanjutnya, bersihkan isi perut dan kotoran bandeng melalui insang. Buatlah irisan dengan pisau dari arah dalam tepat di bawah kulit bandeng, kemudian keluarkan dagingnya. Daging yang masih menempel di kulit dapat dikeluarkan dengan bantuan sendok. Setelah daging terambil seluruhnya, bersihkan dari duri-duri yang menempel, sementara kulit bandeng juga dibersihkan dari kotoran. Proses ini lumayan sulit juga apalagi buat pemula seperti aku. Hehe. Aku butuh waktu lama untuk menyelesaikannya.


(bandeng sebelum diolah)


(bandeng yang sudah dipisahkan dari tulang dan dagingnya)


(ups. kepalanya mau putus)


(daging bandeng yang sudah dibuang duri-durinya)

2. Setelah daging ikan dan semua preparasi bahan siap, langkah selanjutnya adalah membuat adonan. Mula-mula haluskan bumbu dengan food processor. Masukkan 1 butir telur dan daging bandeng, haluskan kembali. Tambahkan tepung terigu, aduk sampai rata.


(adonan siap)

3. Masukkan adonan ke dalam kulit bandeng. Pastikan bandeng terisi dengan rapat.


(sudah diisi adonan)


(aku iket biar adonan gak keluar. Kepalanya hampir putus. hahaha)


4. Kukus bandeng selama 30 menit.


(steaming)


(setelah 30 menit dikukus. kepalanya putus juga)


5. Kocok telur, garam, dan sedikit tepung beras. Lumuri bandeng yang telah dikukus dengan adonan telur, kemudian goreng hingga kecoklatan. Bisa juga, setelah bandeng dipotong-potong, digoreng lagi dengan telur.

6. Otak-otak bandeng siap disajikan.


Let's see more closer....



(sebagian dipotong)



(For lunch: otak-otak bandeng dimakan bersama ca kangkung dan sambel terasi lombok ijo buatan sendiri. Nasinya gak kepoto. Hahaha :D)

So..... Today's challenge: Otak-otak Bandeng. WAS A SUCCESS! Yaaaayyyyy!!! :D



Senin, 25 Februari 2013

Let's Make an Omelette!

Yuk, kita bikin sesuatu dengan:
Ini....


Ini.....

Dan yang paling penting, ini....!



Kali ini aku akan perlihatkan kemampuanku menyembunyikan nasi di dalam telur. Hahahaha.

Pertama, bikin adonan telur.
Bahan yang kugunakan:
-1 butir telur ayam
-bawang putih goreng secukupnya (aku suka bawang sih)
-daun bawang secukupnya, iris tipis
-garam secukupnya
-lada secukupnya (aku sebenarnya pakai agak banyak, karena aku suka)
-1 sendok makan tepung bumbu (opsional)
-air matang secukupnya (opsional. Aku pakai biar teksturnya nanti lebih lembut)
Semua bahan ini dikocok jadi satu. 

Kedua, nasi goreng.
Sebenernya, nasi ini yang bikin sepupuku, tadi pagi dikasih ke aku. Jadi, aku gak akan jelaskan bagian ini. Hehehe. 

Step berikutnya adalah.... mendadar dengan sangat hati-hati. Proses ini lumayan sulit kalau belum terbiasa. Tapi, penggunaan wajan datar anti lengket sebenarnya bisa memudahkan. Pertama, adonan telur dituangkan ke wajan sebagian dulu, barulah nasi ditaruh di atasnya. Kemudian, lipat telur hati-hati, tambahkan adonan telur lagi di samping yang sudah agak matang, lalu balik telurnya hingga tertutup adonan baru. Teruskan langkah ini sampai adonan habis dan nasi tertutup seluruhnya. (So sorry, step ini gak ada gambar. Tanganku terlalu sibuk pas masak. Hahahaha)

Dan..... Taraaaa! Beginilah hasilnya!



Pretty success. Walaupun bentuknya gak setengah lingkaran, yang penting telurnya nempel di nasi, dan gak gitu berantakan. Hahaha

Let's see more closer!



Penampakan setelah dibelah.


Selamat makaaaaaan! :D

Emotional Intelligence Test


(picture taken from Google)


Semalem, entah gimana asalnya, tetiba aku iseng-iseng googling tentang IQ test. Yah, sebelumnya, aku juga pernah nyoba IQ test online free, tapi lupa gimana hasilnya. 

Sebenernya, semalem aku pengen nyoba ngetes kecerdasan spasial visualku. Itu lho.... Kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan memahami apa yang dilihat dan mewujudkan gambar tersebut di dalam karena hasil karya nyata atau di kertas. Karena aku cenderung suka lihat gambar daripada angka maupun tulisan, dan berhubung aku juga suka corat-coret gak jelas di kertas, aku curiga bahwa kecerdasan spasial visualku lumayan oke. hahaha. Tapi, berhubung di googling aku duluan nemu tes kecerdasan emosional, ya udah aku nyoba itu dulu. 

Nah, aku masuk deh ke web ini (musti register dulu pakai email). Dan disana, aku musti jawab 146 pertanyaan dalam bahasa Inggris. OMG! Yah, lumayan lama juga ngerjainnya, mungkin 1 jam-an. Ini bukan karena aku mempermasalahkan bahasa sih, tapi lebih karena mulai di pertengahan, tipe soalnya itu soal cerita, dan kalimatnya panjang pula. Hampir nyerah aja aku nglanjutinnya, tapi untungnya aku terusin. Hahaha.

And, here's my result: (copy and paste from the web)

The following is a summarized version of your results, categorized as Strengths, Potential Strengths, and Limitation.

Strengths

 ·You ruminate, but not excessively
 ·You possess healthy coping skills
 ·You are driven toward further self-development

Potential Strengths

 ·You have a satisfactory emotional IQ level
 ·You are somewhat aware of your strengths and weaknesses
 ·You were sometimes able to recognize the emotions depicted on the test
 ·Your approach to problem solving is sometimes conducive to resolution
 ·Your mindset is moderately positive
 ·You are doing reasonably well in the area of Emotional Management
 ·You are reasonably resilient/hardy
 ·You are reasonably self-motivated
 ·You are sometimes able to let go/rise above minor issues
 ·You are sometimes able/willing to adapt your social skills to the circumstances around you
 ·Your level of self-esteem is satisfactory
 ·You seem to be reasonably content

Limitations

 ·Improvement is required in the area of Emotional Identification, Perception, and Expression
 ·Your emotional self-awareness is limited
 ·You are not very comfortable with emotions in general
 ·Improvement is required in the area of Emotional Facilitation of Thought
 ·You don't make it a point to act in accordance with your values
 ·Improvement is required in the area of Emotional Understanding
 ·You struggled with the emotional integration aspect of the test
 ·You did not always choose the most ideal form of resolution for others' conflict situations on the test
 ·Your ability to empathize needs improvement
 ·Your social insight ability limited
 ·Your impulse control needs improvement
 ·Your self-control needs improvement
 ·The manner in which YOU would resolve conflict situations on the test were not always the most beneficial
 ·You are not very assertive
 ·You seem to struggle to act independently
 ·Your flexibility is limited

Yak, aku mengalami yang kusebut emotional turn-over dalam setahunan ini. Akibat masalah yang aku hadapi saat ini, paradigmaku sedikit banyak juga telah berubah. Dan leganya, itu berubah ke arah yang positif. Meski begitu, kadang, aku sendiri tidak mengerti gimana emosiku bisa naik turun hanya karena hal yang- you know.... bukan masalah serius. Dan, hasil tes tersebut rupanya berhasil menggambarkan gimana EQ-ku. Hampir semuanya tepat sih.... (Ya, karena aku ngisi tesnya juga serius. hehehe). 

Yang aku pikirkan sekarang, jika aku ikut tes ini satu atau dua tahun yang lalu, dimana emosiku bener-bener sedang diuji, dan aku sangat down waktu itu, mungkin hasilnya tidak akan seperti ini. Melihat hasil di atas aku cukup puas, karena seperti apa yang dia katakan "driven toward further self-development".

Yah, manusia akan terus berkembang, bukan?


PS: Berikutnya, aku akan coba tes lainnya. :D




Jumat, 22 Februari 2013

Growing up


I used to be a spoiled little girl. (Now, I can say it that way)
I used to be a nice girl. (at least, that's what some people thought)
Since I'm once, an introvert, even a coward.... I avoid myself from making troubles. 
I thought it must be hurt, if I'm in trouble.
I thought that I just can't stand any problems. 
So, to be a 'nice' girl is the best option. 
But now, when I think of it, I'm not that nice.
I used to be a shy person and reserve. 
Passive.
Even lack of confidence. 
That's exactly not the things that you can be proud with, eh?

But, people grow.
I grow. 

OK, let's say that my grade is good enough, so I could get into the best college in my region. 
No, it's not about my grade in highschool. It's the matter of 'LUCK'.
But, I forgot to thanks God for that. 

Till one day, I made a mistake.
Not my first, but the biggest! (at least for now)
I completely losing my predicate as a- once again, 'nice' girl, or even a 'smart' girl. (But, I thought I'm not that smart. haha)
Now, I'm on my sixth years in my college. 
I'm still struggling to 'bring back' my undergraduate degree.
I've made my parents disappointed. Even upset, I think. (Although they never scold me so badly. They know I'm very sensitive) 
Since I'm the first daughter, they might have a great expectations to me.
But, for my stupidity, I once thought that I walked in the wrong path. That I should be better in another place. 
That time, I was lost by my ego. 
How stupid. 


But, I'm growing up.

I now realized, that God warned me. 
That God is preparing a better plan for me. 


Everything becomes easy when I just simply accept my path of destiny and move on.


Now, I'm no longer regret the mistake I have made. 
Because, from having such hard and desperate situation, I learned to grow up. 
Now, I'm feel like being born again. To be someone new. Be a better me. 
Now, I'm fully confidence about my future. 
Because I realized my potentials. 
That I have passions that I want to follow. 

I'm glad I made mistake, and I learned from it. 

Didn't they said: "People grow up by repeatedly making mistakes." ?

Life's a journey after all. :D





Minggu, 03 Februari 2013

Watering Plant Poc*ri


Yak. Kali ini aku akan membahas tentang alat penyiram bunga yang pernah kusinggung di postingan sebelumnya

Alat/bahan yang digunakan:
-Botol minuman bekas (aku pakai botol dengan volume 2 liter)
-Cutter
-Gunting
-Jarum pentul
-Lilin
-Korek api
-Tali rafia

Cara membuat:
-Potong bagian bawah botol dengan cutter, sisakan beberapa senti pada salah satu sisi.


bagian atas: tempat mengisi air

-Buatlah lubang pada mulut botol dengan menggunakan ujung jarum pentul yang dibakar. Usahakan jangan sampai jarum masuk seluruhnya (asal ujungnya bisa menembus botol). Ini akan membuat air yang keluar tidak  mengucur deras, melainkan tetes demi tetes. Jangan khawatir jika lubang terlalu besar! Jarum pentul itu sendiri bisa digunakan sebagai sumbat.


-Pasang botol tersebut di dekat tanaman. Aku menggunakan jeruji pagar sebagai penyangga.

-Isi botol dengan air (pastikan tutup botol terpasang dengan kencang)


-Selesai. 

Grow, Hydrangeas, Grow!


Bunga Hydrangeaku yang the one and only akhirnya punya teman baru. Seneng banget deh. Akhir Januari kemarin aku beli dua pohon lagi, jadi sekarang total ada tiga, ditambah beberapa tunas-tunas kecil yang lagi tumbuh. 

Di Indonesia, bunga ini sering dikenal dengan sebutan bunga Panca Warna. No wonder.... Warnanya memang berubah-ubah, dari hijau muda, hijau kekuningan, biru, ungu, bahkan pink. Ada juga yang menyebutnya bunga Hortensia atau bunga Bokor. Nama latinnya adalah Hydrangea macrophylla. Kalau di Jepang, mereka menyebutnya bunga Ajisai. Yak, bunga ini konon memang berasal dari kawasan Asia Timur terutama Jepang. Tapi, jangan salah. Bunga ini sudah tersebar ke berbagai negara di dunia. Di Indonesia pun banyak dijumpai.

Dari beragamnya nama bagi bunga ini, aku sendiri lebih suka menyebutnya bunga Panca Warna atau Hydrangea. Panca Warna, karena terdengar lebih Indonesia. Hydrangea, terdengar indah dan keren. Tapi, agak susah juga nyebut Hydrangea dengan spelling bahasa Inggris. Hadeeh. 

Bunga ini baguuuuus banget, apalagi kalau pas udah mekar dan berubah warna. Bunga ini terdiri dari bunga-bunga kecil yang berkelompok membentuk seperti bulatan besar. Katanya, bunga ini adalah simbol persahabatan. No wonder sih.... Di acara kawinan, bunga ini juga sering dijumpai, baik sebagai dekorasi, maupun buket bagi mempelai wanita. Kece banget. Biutipul. 

Hydrangeaku yang paling gede, udah jadi biru

Menanam bunga ini di daerah cenderung berhawa panas seperti Kudus mungkin menjadi sebuah tantangan tersendiri. Bunga ini akan senang tumbuh di daerah sejuk tapi cukup matahari. Kalau di Indonesia, daerah Malang, Puncak, atau Dieng mungkin pas bagi tempat tinggal mereka. Tapi, bukan berarti bunga ini tidak bisa hidup di tempat panas. Aku menanam bunga ini juga bukan asal nekat. Aku cari referensi dulu dari berbagai sumber di internet. Mereka bilang Hydrangea bisa tumbuh di mana saja. Tapi, terhadap cuaca ekstrim, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Kalau berada di daerah bersuhu panas, mungkin sebaiknya bunga ditanam di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung. Hydrangea tetap membutuhkan sinar matahari, khususnya matahari pagi. Jadi, tanam saja bunga ini di tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari pagi, namun terlindung dari matahari siang.

Nah, mengatahui informasi itu, aku mencoba mempraktikkan. Awalnya, aku menanam bunga ini di dekat tembok pagar, karena menurutku terlindung dari angin. Aku menanamnya di bawah pohon rambutan, tujuannya agar tidak banyak terkena sinar matahari. Namun, setelah aku mengamati pergeseran matahari selama satu hari, aku menyadari bahwa tempat tanam Hydrangeaku belum pas. Di waktu pagi, bungaku tidak mendapatkan cukup sinar matahari. Sebaliknya, ketika siang lagi panas-panasnya, dia kena matahari yang menembus daun dan ranting-ranting rambutan. Akhirnya, aku pindahkan mereka ke tempat, yang menurutku lebih sesuai (masih di bawah pohon rambutan sih). Setelah kuamati, di tempat baru ini, dari pagi sampai jam 10-an lebih, Hydrangeaku bisa cukup mendapatkan sinar matahari. Dan, ketika siang hari, akibat pergeseran matahari, sinar yang menyengat tidak mengenai mereka secara langsung karena terlindung oleh dedaunan pohon. Keuntungan lainnya, di tempat baru ini bungaku dekat dengan kolam, jadi mungkin akan lebih sejuk kali yaaaa. hehehe.

Tempat lama. Mepet tembok

Di tempat baru (gak jauh dari tempat lama sih)

kolam ikan

Catatan lain. Sebaiknya tidak menanam bunga Hydrangea di dalam pot. Bunga ini akan tumbuh baik di tanah. Tanah tempat mereka hidup juga bisa menentukan warna bunga. Tanah yang bersifat asam akan menghasilkan bunga berwarna biru. Sebaliknya, tanah yang cenderung basa, akan menghasilkan bunga berwarna pink. Untuk bunga yang kutanam, mereka cenderung berwarna biru. Ada juga yang biru keunguan. Mungkin tanah kebunku bersifat netral cenderung asam kali yaaaa. Pengennya sih warna bunganya bisa deep blue gitu. hehehe. 

Sesuai namanya, bunga ini menyukai air. Poin ini juga menjadi hal yang sangat kuperhatikan. Aku gak boleh lupa menyiram, terlebih kalau cuaca lagi kering dan panas. Tapi, (kata mereka yang berpengalaman), tidak boleh berlebihan dalam mengairi Hydrangea. Kelebihan air justru bisa mengakibatkan akar mudah membusuk, kemudian merusak bunga itu sendiri. Nah, makanya, beberapa waktu lalu aku bikin sebuah inovasi. hehehe. Penyiram bunga otomatis. Aaah, dibilang otomatis pun kayaknya kurang pas, karena aku mesti masukin airnya sendiri. Tapi, dengan alat ini, air yang keluar tidak langsung banyak, melainkan drip by drip. Aku kasih lubang di botolnya kecil banget (pakai jarum pentul yang ujungnya dibakar dulu). Dengan mengisi setengah botol dengan air, alat ini bisa meneteskan air selama lima jam lebih. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kelembaban tanah. Namun, setelah aku memindahkan bunga ini ke tempat baru, alat penyiram itu tidak kugunakan lagi. Alasannya, karena gak ada tempat buat gantungin itu. Hahaha. Yah, rajin-rajin ajah menyiramnya. Untungnya, sekarang masih musim hujan, jadi aku agak tertolong. Tanah kebun menjadi tidak kering.

Penyiram otomatis Poc*ri Swe*t

Oh ya. Saat ini, mungkin karena usianya yang masih muda dan sedang beradaptasi terhadap lingkungan baru, Hydrangeaku sering mengalami layu ketika siang. Sedih juga liatnyaaa. Tapi, untungnya, ketika mulai malam (ketika suhu udara menurun), mereka segar kembali. Mungkin, kalau sudah setahunan beradaptasi, mereka bakal terbiasa dengan lingkungan dan menjadi kuat. Harapanku sih, nantinya mereka akan rajin berbunga. Rencananya, aku masih ingin beli bunga ini lagi sampai agak banyak dan kelihatan indah di kebun. Karena, bunga kalau ditanam dalam jumlah banyak pasti akan bagus. Owyeah! :D

turning blue

Catatan tambahan:
Agak susah juga cari yang jualan Hydrangea di Kudus. Atau mungkin akunya ajah yang gak tau?? Hemm, I don't know. Aku beli bunga ini di Semarang, tepatnya di kawasan pedagang bunga di sekitar RS. dr. Kariadi. Deket kampusku. Lumayan. Hehehe. Harganya Rp. 22.500,- / pohon. Aku tawar jadi Rp. 20.000,- / pohon. Karena ukuran pohonnya lumayan gede, untuk membeli bunga ini, aku mesti ngepasin sama jadwal family kalo mau ke Semarang, jadi gampang bawa pulangnya. Gak perlu nenteng-nenteng di bis. Hehehehe. 

Senin, 28 Januari 2013

Hydrangea After The Rain



This morning, my newly planted Hydrangea macrophylla looks so fresh. It was a big relieve. Yesterday, rain didn't come, and it was hot in the afternoon. I'm worried since that cause my flowers wilted. Fortunately, right before the night comes, my Hydrangea gained its strength, and become fresh again. Last night, it rained. I guess my flowers liked it. Hehehe

Now, it's begin to turn into blue. Beautiful. <3 p="">

Jumat, 25 Januari 2013

Resep Selai Sirsak (Ala Tya)



Bahan:
-Daging buah sirsak dari setengah buah sirsak ukuran sedang
-Gula pasir 1 gelas belimbing
-Agar-agar bubuk warna merah 1 sdt
-Air perasan 1 buah jeruk
-Air matang secukupnya (aku pakai 1/2 gelas belimbing)

Cara membuat:
-Blender daging buah sirsak bersama air jeruk dan air matang
-Siapkan panci, masukkan jus sirsak, tambahkan gula pasir, kemudian masak dengan api kecil
-Aduk-aduk terus, jaga jangan sampai gula menjadi gosong (disarankan mengaduk pakai sendok kayu)
-Tambahkan agar bubuk, aduk terus sampai mengental dan bertekstur seperti selai
-Angkat, tiriskan, dan biarkan dingin

Tips: Pada waktu memasak, kayu manis bisa ditambahkan untuk memperkuat aroma.

Selamat mencoba. :D

Hari Gizi Nasional 2013

 

Gak banyak yang tahu tentang Hari Gizi Nasional. Termasuk aku, yang notabene (masih) jadi mahasiswa gizi, gak pernah ingat itu hari. Ternyata, hari ini sodara-sodara. 25 Januari. Mulai sekarang, bakal aku inget deh. Halah, paling tar lupa lagi. :P

Hemm.... Peringatan hari gizi.... Seberapa pentingkah?
Bagi para praktisi gizi, momen seperti ini bisa dimanfaatkan dengan cara misalnya mengadakan event-event yang bertujuan meningkatkan kesadaran gizi masyarakat, atau event kemanusiaan lain terutama kepada mereka yang memiliki atau terancam memiliki masalah gizi serius. 
Apa penting?
Tentu saja. Karena, gizi punya andil cukup besar dalam mendukung kesehatan, yang kemudian secara langsung dapat memperbaiki kualitas hidup kita. 

Yak.... Berangkat dari hal yang paling sederhana dulu deh. Dari diri kita sendiri. Mumpung masih muda, ayo deh jaga pola makan dan pola hidup kita. Ada banyak penyakit yang mengintai kita, terutama penyakit degeneratif yang bisa tercetus salah satunya akibat kebiasaan makan yang tidak benar. So, mari perhatikan apa yang kita makan. Perhatikan jenis, jumlah, dan waktunya. 

Yuk ah. Mari hidup sehat!

Sekali lagi. Selamat Hari Gizi Nasional. :D

NB: Gambar utama bukan hak milikku. Ada watermark pada gambar anak-anak. Artinya, itu gambar punya orang. Teks dari aku. 

Homemade Chicken Teriyaki


Ceritanya waktu itu gue habis dari Hypermart Kudus, beli bahan-bahan masakan (bahan kering). Yang gue inget, gue beli 2 sachet saus teriyaki, yang untuk selanjutnya akhirnya gue beli botolan juga. Terus gue beli apa lagi ya....? Lupa.

Besoknya, gue mau masak. Ada tuh daging ayam di kulkas, cuma belum difillet. Juga ada beberapa bahan lain. Waktu itu pas lagi gak punya bawang bombay. Udah deh, ke warung, beli dua. Masak deh, nasi ayam teriyaki. Ini masakan simpel juga. Gue gak ngikut resep orang. Asal aja. Hahaha.

Bahan (yang gue pakai):
-Daging ayam fillet, potong dadu. 
-Saus teriyaki secukupnya (waktu itu gue pakai 1 sachet)
-1 buah (siung) bawang Bombay, iris kasar
-Masih gue tambahin bawang putih kira-kira 2 siung (cincang halus), biar greget
-Jahe, dikit aja, memarkan
-Maizena, larutkan (pakai secukupnya)
-Nasi secukupnya (gue gak bilang beras lho)
-Garam secukupnya
-Merica bubuk secukupnya
-Gula secukupnya (dikit aja ding, tar manis)
-Minyak goreng secukupnya untuk menumis
-Air jeruk nipis dikit buat ngilangin amis si ayam
-Air matang secukupnya

Cara membuat:
-Tumis bawang bombay, bawang putih, dan jahe, sampai harum.
-Masukkan daging ayam, masak sambil diaduk-aduk
-Tambahkan garam, merica bubuk, gula, dan saus teriyaki
-Tambahkan air secukupnya, kemudian masak sampai bumbu meresap dan ayam matang
-Tambahkan larutan maizena secukupnya jika ingin lebih kental
-Angkat, tuang ke atas nasi dalam mangkuk 

Selamat menikmati! Hahahaha. 


Kamis, 24 Januari 2013

D.I.Y: A Glass Jar Wind Chime

Wind Chime (Jepang = Furin) atau yang kalau disini sering disebut 'klinthingan' bisa dikatakan sebagai penghias rumah yang memiliki nilai tersendiri, khususnya bagi aku. Dengan bantuan angin, benda ini dapat mengeluarkan suara yang khas dan indah. Jenis wind chime yang banyak dijual di Indonesia berbahan bambu, kayu, aluminium berbentuk tabung, Tapi, jarang ada yang seperti ini.



Dulu, jaman SMA, pas wisata ke Bali, aku pernah beli klinthingan. Bentuknya unik. Harganya juga lumayan murah waktu itu (dapet potongan toko 50%. hahaha). Bahannya dari plat aluminium (kayaknya lho) yang berbentuk tabung gitu. Suaranya bagus banget pas kena angin. Adem ayem rasane kalau denger. Dan, benda itu masih berfungsi sampe sekarang. Awet juga.


(oleh-oleh dari Bali)

Ceritanya sih.... Karena aku pengen juga wind chime yang dari kaca, aku coba cari-cari benda di rumah yang bisa kujadiin sasaran. Nemu deh, toples bekas tempat garam. Nah, eksekusi selanjutnya.... Tidak mudah sodara-sodara.

Yak. Sebelumnya biar kujelaskan dulu material yang kita butuhkan.

Bahan yang kugunakan:
-Toples kaca
-Bor (bukan bor untuk kaca sayangnya)
-Tang
-Paku
-Palu
-Lilin
-Korek api
-Batang besi (peralatan pertukangan, gak tau namanya)
-Amplas
-Tali kulit
-Bandul manik (nyomot dari gantungan kunci, dan bukan dari kaca)
-Kertas voucher internet
-Stiker polos
-Cat poster
-Kutek

Bahan yang sebetulnya kalian butuhkan: (Bedakan dengan yang di atas!)
-Toples kaca
-Bor khusus untuk kaca (diamond drill mereka bilang)
-Tali kulit
-Bandul (bagusnya dari bahan logam atau kaca)
-Pakai kertas voucher juga gapapa
-Cat akrilik atau apapun yang bisa nempel ke kaca

Cara membuat (versi aku):
-Bor bagian bawah toples tepat di bagian tengah. Waktu itu aku pake bor kayu punya bapak. Bornya gede gitu. Nakutin. Secara, aku gak pernah pegang bor, tanganku gemeteran pas ngebornya. Lama-lama mulai bisa teratasi. Tapi.... itu toples gak bisa-bisa dilubangi! Malah akunya yang ketakutan sendiri kalau kenapa-napa gegara bor itu. Akhirnya, di langkah pertama ini aku menyerah. Cerita akan berbeda kalau kalian pakai diamond drill.

-Untungnya aku kepikiran ide lain. Tapi, ini cukup nekat dan bodoh. Mana ada orang yang maku beling kalau bukan aku???? Kulakuin deh itu, gak berharap banyak. Kemungkinan buruknya, paling toples pecah. Yang lebih buruk lagi, mungkin aku bisa terluka. Untungnya kagak. Thanks God. Lama juga aku makunya, pelan-pelan, dikit-dikit. sampai akhirnya..... krek! Pecah sodara-sodara! Cara kedua ini tidak cukup efektif. (Kalian bisa skip langkah ini jika pakai diamond drill, atau jika kalian berhasil mengebor dengan benar tanpa pecah)

-Untungnya lagi, pecahannya kagak parah, jadi toples masih bisa dipake. Yang kulakukan selanjutnya adalah    mengikis dikit-dikit pinggiran bekas pecahan secara melingkar pakai tang kemudian permukaannya dihaluskan pakai amplas biar gak melukai jari, tangan, dsb. Gegara insiden pecah ini, bagian yang dilubangi (yang seharusnya di atas) jadi bagian bawah. Tutup toples secara gak terduga malah jadi berguna. Nah, tutup itu tak lubangi deh, pakai batang besi yang dipanasin. Heran.... Aku cewek kok mau-maunya nglakuin ini.

-Selanjutnya, kita warnai toples itu. Aku pakai cara bodoh. Aku 'nglukis' gambar bunga di atas stiker. Pas udah kering, stiker aku potong, terus tempel di toples. Tau-tau inget kalau punya kutek. Nah, pakailah itu buat tambahan warna. Hahahaha. Kalau pakai cat akrilik, hasilnya bisa lebih bagus lagi.

-Langkah selanjutnya, siapkan tali, kemudian ikat bandul yang posisinya disesuaikan dengan lubang toples. Cari bunyi yang paling oke dengan mengatur ketinggian bandul. Di bagian bawah, pasang kertas atau benda lain yang gampang diterbangkan angin. Gantung deh. Selesai.

Inilah penampakan wind chime 'sempat gagal' buatanku. Mirip kan, sama wind chime sungguhan? Hahaha. Ngawur.

    


Lumayan lah, buat pemula

NB: Wind chime ini dibuat sudah agak lama (Tahun 2012, lupa tanggal dan bulannya). Baru sekarang sempat dipost. Hehehe

[+/-]

I'm Back

[+/-]

The Past Can Hurt

[+/-]

Today's Challenge: Otak-otak Bandeng

[+/-]

Let's Make an Omelette!

[+/-]

Emotional Intelligence Test

[+/-]

Growing up

[+/-]

Watering Plant Poc*ri

[+/-]

Grow, Hydrangeas, Grow!

[+/-]

Hydrangea After The Rain

[+/-]

Resep Selai Sirsak (Ala Tya)

[+/-]

Hari Gizi Nasional 2013

[+/-]

Homemade Chicken Teriyaki

[+/-]

D.I.Y: A Glass Jar Wind Chime