Halaman

Kamis, 24 Januari 2013

D.I.Y: A Glass Jar Wind Chime

Wind Chime (Jepang = Furin) atau yang kalau disini sering disebut 'klinthingan' bisa dikatakan sebagai penghias rumah yang memiliki nilai tersendiri, khususnya bagi aku. Dengan bantuan angin, benda ini dapat mengeluarkan suara yang khas dan indah. Jenis wind chime yang banyak dijual di Indonesia berbahan bambu, kayu, aluminium berbentuk tabung, Tapi, jarang ada yang seperti ini.



Dulu, jaman SMA, pas wisata ke Bali, aku pernah beli klinthingan. Bentuknya unik. Harganya juga lumayan murah waktu itu (dapet potongan toko 50%. hahaha). Bahannya dari plat aluminium (kayaknya lho) yang berbentuk tabung gitu. Suaranya bagus banget pas kena angin. Adem ayem rasane kalau denger. Dan, benda itu masih berfungsi sampe sekarang. Awet juga.


(oleh-oleh dari Bali)

Ceritanya sih.... Karena aku pengen juga wind chime yang dari kaca, aku coba cari-cari benda di rumah yang bisa kujadiin sasaran. Nemu deh, toples bekas tempat garam. Nah, eksekusi selanjutnya.... Tidak mudah sodara-sodara.

Yak. Sebelumnya biar kujelaskan dulu material yang kita butuhkan.

Bahan yang kugunakan:
-Toples kaca
-Bor (bukan bor untuk kaca sayangnya)
-Tang
-Paku
-Palu
-Lilin
-Korek api
-Batang besi (peralatan pertukangan, gak tau namanya)
-Amplas
-Tali kulit
-Bandul manik (nyomot dari gantungan kunci, dan bukan dari kaca)
-Kertas voucher internet
-Stiker polos
-Cat poster
-Kutek

Bahan yang sebetulnya kalian butuhkan: (Bedakan dengan yang di atas!)
-Toples kaca
-Bor khusus untuk kaca (diamond drill mereka bilang)
-Tali kulit
-Bandul (bagusnya dari bahan logam atau kaca)
-Pakai kertas voucher juga gapapa
-Cat akrilik atau apapun yang bisa nempel ke kaca

Cara membuat (versi aku):
-Bor bagian bawah toples tepat di bagian tengah. Waktu itu aku pake bor kayu punya bapak. Bornya gede gitu. Nakutin. Secara, aku gak pernah pegang bor, tanganku gemeteran pas ngebornya. Lama-lama mulai bisa teratasi. Tapi.... itu toples gak bisa-bisa dilubangi! Malah akunya yang ketakutan sendiri kalau kenapa-napa gegara bor itu. Akhirnya, di langkah pertama ini aku menyerah. Cerita akan berbeda kalau kalian pakai diamond drill.

-Untungnya aku kepikiran ide lain. Tapi, ini cukup nekat dan bodoh. Mana ada orang yang maku beling kalau bukan aku???? Kulakuin deh itu, gak berharap banyak. Kemungkinan buruknya, paling toples pecah. Yang lebih buruk lagi, mungkin aku bisa terluka. Untungnya kagak. Thanks God. Lama juga aku makunya, pelan-pelan, dikit-dikit. sampai akhirnya..... krek! Pecah sodara-sodara! Cara kedua ini tidak cukup efektif. (Kalian bisa skip langkah ini jika pakai diamond drill, atau jika kalian berhasil mengebor dengan benar tanpa pecah)

-Untungnya lagi, pecahannya kagak parah, jadi toples masih bisa dipake. Yang kulakukan selanjutnya adalah    mengikis dikit-dikit pinggiran bekas pecahan secara melingkar pakai tang kemudian permukaannya dihaluskan pakai amplas biar gak melukai jari, tangan, dsb. Gegara insiden pecah ini, bagian yang dilubangi (yang seharusnya di atas) jadi bagian bawah. Tutup toples secara gak terduga malah jadi berguna. Nah, tutup itu tak lubangi deh, pakai batang besi yang dipanasin. Heran.... Aku cewek kok mau-maunya nglakuin ini.

-Selanjutnya, kita warnai toples itu. Aku pakai cara bodoh. Aku 'nglukis' gambar bunga di atas stiker. Pas udah kering, stiker aku potong, terus tempel di toples. Tau-tau inget kalau punya kutek. Nah, pakailah itu buat tambahan warna. Hahahaha. Kalau pakai cat akrilik, hasilnya bisa lebih bagus lagi.

-Langkah selanjutnya, siapkan tali, kemudian ikat bandul yang posisinya disesuaikan dengan lubang toples. Cari bunyi yang paling oke dengan mengatur ketinggian bandul. Di bagian bawah, pasang kertas atau benda lain yang gampang diterbangkan angin. Gantung deh. Selesai.

Inilah penampakan wind chime 'sempat gagal' buatanku. Mirip kan, sama wind chime sungguhan? Hahaha. Ngawur.

    


Lumayan lah, buat pemula

NB: Wind chime ini dibuat sudah agak lama (Tahun 2012, lupa tanggal dan bulannya). Baru sekarang sempat dipost. Hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

D.I.Y: A Glass Jar Wind Chime

| |

Wind Chime (Jepang = Furin) atau yang kalau disini sering disebut 'klinthingan' bisa dikatakan sebagai penghias rumah yang memiliki nilai tersendiri, khususnya bagi aku. Dengan bantuan angin, benda ini dapat mengeluarkan suara yang khas dan indah. Jenis wind chime yang banyak dijual di Indonesia berbahan bambu, kayu, aluminium berbentuk tabung, Tapi, jarang ada yang seperti ini.



Dulu, jaman SMA, pas wisata ke Bali, aku pernah beli klinthingan. Bentuknya unik. Harganya juga lumayan murah waktu itu (dapet potongan toko 50%. hahaha). Bahannya dari plat aluminium (kayaknya lho) yang berbentuk tabung gitu. Suaranya bagus banget pas kena angin. Adem ayem rasane kalau denger. Dan, benda itu masih berfungsi sampe sekarang. Awet juga.


(oleh-oleh dari Bali)

Ceritanya sih.... Karena aku pengen juga wind chime yang dari kaca, aku coba cari-cari benda di rumah yang bisa kujadiin sasaran. Nemu deh, toples bekas tempat garam. Nah, eksekusi selanjutnya.... Tidak mudah sodara-sodara.

Yak. Sebelumnya biar kujelaskan dulu material yang kita butuhkan.

Bahan yang kugunakan:
-Toples kaca
-Bor (bukan bor untuk kaca sayangnya)
-Tang
-Paku
-Palu
-Lilin
-Korek api
-Batang besi (peralatan pertukangan, gak tau namanya)
-Amplas
-Tali kulit
-Bandul manik (nyomot dari gantungan kunci, dan bukan dari kaca)
-Kertas voucher internet
-Stiker polos
-Cat poster
-Kutek

Bahan yang sebetulnya kalian butuhkan: (Bedakan dengan yang di atas!)
-Toples kaca
-Bor khusus untuk kaca (diamond drill mereka bilang)
-Tali kulit
-Bandul (bagusnya dari bahan logam atau kaca)
-Pakai kertas voucher juga gapapa
-Cat akrilik atau apapun yang bisa nempel ke kaca

Cara membuat (versi aku):
-Bor bagian bawah toples tepat di bagian tengah. Waktu itu aku pake bor kayu punya bapak. Bornya gede gitu. Nakutin. Secara, aku gak pernah pegang bor, tanganku gemeteran pas ngebornya. Lama-lama mulai bisa teratasi. Tapi.... itu toples gak bisa-bisa dilubangi! Malah akunya yang ketakutan sendiri kalau kenapa-napa gegara bor itu. Akhirnya, di langkah pertama ini aku menyerah. Cerita akan berbeda kalau kalian pakai diamond drill.

-Untungnya aku kepikiran ide lain. Tapi, ini cukup nekat dan bodoh. Mana ada orang yang maku beling kalau bukan aku???? Kulakuin deh itu, gak berharap banyak. Kemungkinan buruknya, paling toples pecah. Yang lebih buruk lagi, mungkin aku bisa terluka. Untungnya kagak. Thanks God. Lama juga aku makunya, pelan-pelan, dikit-dikit. sampai akhirnya..... krek! Pecah sodara-sodara! Cara kedua ini tidak cukup efektif. (Kalian bisa skip langkah ini jika pakai diamond drill, atau jika kalian berhasil mengebor dengan benar tanpa pecah)

-Untungnya lagi, pecahannya kagak parah, jadi toples masih bisa dipake. Yang kulakukan selanjutnya adalah    mengikis dikit-dikit pinggiran bekas pecahan secara melingkar pakai tang kemudian permukaannya dihaluskan pakai amplas biar gak melukai jari, tangan, dsb. Gegara insiden pecah ini, bagian yang dilubangi (yang seharusnya di atas) jadi bagian bawah. Tutup toples secara gak terduga malah jadi berguna. Nah, tutup itu tak lubangi deh, pakai batang besi yang dipanasin. Heran.... Aku cewek kok mau-maunya nglakuin ini.

-Selanjutnya, kita warnai toples itu. Aku pakai cara bodoh. Aku 'nglukis' gambar bunga di atas stiker. Pas udah kering, stiker aku potong, terus tempel di toples. Tau-tau inget kalau punya kutek. Nah, pakailah itu buat tambahan warna. Hahahaha. Kalau pakai cat akrilik, hasilnya bisa lebih bagus lagi.

-Langkah selanjutnya, siapkan tali, kemudian ikat bandul yang posisinya disesuaikan dengan lubang toples. Cari bunyi yang paling oke dengan mengatur ketinggian bandul. Di bagian bawah, pasang kertas atau benda lain yang gampang diterbangkan angin. Gantung deh. Selesai.

Inilah penampakan wind chime 'sempat gagal' buatanku. Mirip kan, sama wind chime sungguhan? Hahaha. Ngawur.

    


Lumayan lah, buat pemula

NB: Wind chime ini dibuat sudah agak lama (Tahun 2012, lupa tanggal dan bulannya). Baru sekarang sempat dipost. Hehehe

0 komentar:

Posting Komentar