Halaman

Jumat, 18 November 2011

Facebook Seems Miles Away

Didn't find my facebook status lately?
What about my recent activity? You find any? Maybe just a little, right?
Do not ask me why!
Well, for me .... facebook is no longer the right place to share what is called "what's on your mind". In my case: "What's on my mind".
Even if I update the status, usually only last a few hours, then I remove it.
The main reason is....
It's just .... I feel that I'm no longer have the right capacity for sharing something (or anything) on fb when many people (eer... how can I say...), many 'important' person that I know are around. With my condition now, I feel inappropriate to 'roam' along this social media. So, I prefer the blog or twitter.
Twitter, though more simpler than fb, but I feel comfortable using it. I got a lot of things from there, when fb can't.
Blog. This is special. I called it my personal space. So, I feel free to share everything, no matter how people will read it or not.

Last but not least, I'm just trying to be wise from using facebook or other social media. Wise in writing and sharing what we feel there. Because everything we write can describe our real personality. That's it.

Selasa, 16 Agustus 2011

Kemerdekaan Hati, Kemerdekaan Diri


Ada yang istimewa dengan Ramadhan tahun ini. Yak. Kami, warga negara Indonesia tahun 2011 ini mendapatkan kesempatan merayakan (atau lebih tepatnya memperingati) hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia dalam suasana Ramadhan. Dan apa artinya? Karena peringatan hari bersejarah tersebut bertepatan dengan bulan puasa, maka sedikit banyak kegiatan-kegiatan 17-an yang sudah menjadi tradisi di tempat tinggal kita mengalami perubahan, atau dengan kata lain mengalami penyesuaian.

Mungkin benar jika banyak orang bilang bahwa nuansa kemerdekaan tahun ini jauh lebih sepi dari tahun-tahun sebelumnya. Betapa tidak? Mungkin tahun ini kita tidak bisa melihat anak-anak di kompleks rumah berlomba makan krupuk atau balap karung dengan ceria. Mungkin kita tidak bisa melihat perlombaan sepakbola bapak-bapak yang berdandan ala ibu rumah tangga, atau tidak bisa melihat tetangga-tetangga kita menjajal kemampuan memanjat pinang demi mendapatkan hadiah menggiurkan yang bergelantungan. Ramadhan mungkin benar membatasi gerak dan aktivitas kita dalam menyemarakkan nuansa kemerdekaan , namun esensi dari kemerdekaan itu sendiri tidak akan hilang di bulan ini. Walau tak seramai tahun sebelumnya, peringatan 66 tahun kemerdekaan Indonesia tahun ini pun sangat berkesan. Bahkan istimewa. Tak perlu menyelenggarakan lomba yang menguras tenaga. Kegiatan untuk mengisi kemerdekaan justru bisa kita lakukan dari hal yang paling mendasar dalam diri kita. Hati. Dari situ kita bisa menilai, sudahkah kita merdeka hari ini?

Jika 66 tahun yang lalu kita menyebut kemerdekaan sebagai suatu kondisi terbebasnya kita dari belenggu penjajahan dan memulai langkah baru menjadi sebuah negara yang independen, saat ini ketika kita tidak lagi menemui peperangan dan gencatan senjata di negeri ini, kita tidak bisa menyebut arti kemerdekaan seperti itu. Perang kita yang sesungguhnya bukan lagi melawan musuh garang bersenjata tajam, namun pada apa yang bahkan lebih kuat dari penjajah bertangan besi. Ya. Beri tepuk tangan pada musuh yang paling susah kita taklukkan. Diri kita sendiri.

Tahun ini, karena peringatan hari kemerdekaan Indonesia jatuh di bulan Ramadhan, kita seharusnya memperoleh banyak manfaat karenanya. Di bulan ini, kita belajar memerangi diri kita sendiri, melawan hawa nafsu kita. Dan, apabila kita berhasil melakukannya, sudahkah kita disebut merdeka? Jawabannya adalah sudah. Jika dilihat dari sudut pandang yang paling sederhana, berhasil mengendalikan hawa nafsu berarti kita telah menang atas diri kita sendiri. Terkesan sederhana, namun untuk sebagian orang termasuk aku, memenangkan diri sendiri menjadi hal yang sangat sulit. Nah, oleh karena itu, di bulan Ramadhan ini kita bisa dibilang menghadapi perlombaan yang sesungguhnya. Berlomba memenangkan diri kita dan mendapatkan kemerdekaan hati kita.

Di sisi lain, esensi sebuah kemerdekaan bisa terwujud pula dari apa yang kita kerjakan. Kusebut ini sebagai kemerdekaan diri. Setiap orang berhak mengekspresikan dan mengapresiasikan diri mereka, melakukan apa yang mereka inginkan tanpa campur tangan orang lain. Asalkan hal-hal tersebut tidak merugikan orang lain, kita sudah bisa disebut memiliki 'kemerdekaan diri'. Nah, untuk mendapatkan 'kemerdekaan diri' bisa kita lakukan dengan banyak cara. Misalnya melalui blog. Beruntung, di bulan Ramadhan ini blogdetik mengadakan program yang menarik, yakni ngaBLOGburit. Ajang kompetisi ini juga merupakan wadah kita menuangkan buah pikiran kita, mengeluarkan semua ide yang tersimpan, diapresiasikan dalam bentuk tulisan, kemudian dinikmati oleh orang banyak. Kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkarya merupakan komponen kita dalam memperoleh kemerdekaan diri.



Dirgahayu Republik Indonesia.

Jadilah warga negara Indonesia yang bukan hanya bisa mengucapkan MERDEKA! Namun, gapailah kemerdekaanmu yang sesungguhnya!


Related post
http://augustya.blogdetik.com/2011/08/16/kemerdekaan-hati-kemerdekaan-diri/

Sabtu, 18 Juni 2011

A New Blogspot Favicon

Alhamdulillah.... Akhirnya berhasil juga mengganti icon/logo di blog-ku ini. Sekarang sudah tidak tampak lagi logo huruf 'B' berlatarbelakang warna oranye, tapi sudah berganti dengan gambar chibi favicon buatanku. ^^

Terima kasih untuk http://www.html-kit.com/favicon yang sudah menganimasikan gambar buatanku. Logo blog-ku sekarang sudah lucu. Hahahaha. ^^
Terima kasih kepada http://bisnispastiku.blogspot.com/2009/06/mengganti-logo-bloggercom.html dan http://www.tutorialblogging.co.cc/2010/02/cara-mengganti-favicon-di-blogger.html atas tutorialnya.

Karena ini kali pertama aku coba ganti icon di blogspot, aku sempat gagal berkali-kali gara-gara ada kesalahan format html. Tapi, akhirnya jadi juga. =))
Nah, alasan penggantian icon di blog-ku di antaranya adalah biar tambah lucu dan ada ciri khas yang membedakan dari kebanyakan blog lain (karena icon ini asli buatan sendiri pakai Ai CS3), Uji coba pertama kali aku sengaja memasang gambar chibi dan bukan logo yang sebenarnya sudah aku bikin. Karena logo bertuliskan huruf 'T' (inisial namaku) yang kubuat belum paten dan matang (ceileeeh) dan kayaknya masih perlu revisi (biar bagus dan meyakinkan), makanya untuk sementara aku pakai icon chibi ini dulu.
Icon/logo baru berarti keseriusan untuk lebih mendalami blogspot dan memanfaatkan blogspot untuk menyalurkan ide, pemikiran, karya, juga bisnis. Untuk yang terakhir ini masih belum jalan sih. Hehehehe.
Ini dia gambar icon blog-ku. Mirip Chibi Maruko-chan. Tapi, lebih cantik kan? Hahaha XD


Ini logo yang aslinya mau kujadikan logo paten blog-ku. Tapi, karena masih amburadul dan kurang meyakinkan maka kubatalkan. Hehe. ^^

Sekian. Anda bisa mencoba mengganti logo blogspot Anda dengan mengikuti tutorial pada link yang saya sebutkan di atas.
Selamat mencoba. =)


Senin, 06 Juni 2011

Aku dan Memasak

Waktu pertama kali lihat acara TV Master Chef Indonesia di RCTI, hal yang pertama terlintas di kepalaku adalah.... "Gila! Ini gue banget!"

Walau tampang kurang meyakinkan, gini-gini aku juga bisa masak. Yah, walau masih amatiran. Bagiku, memasak adalah kegiatan yang menyenangkan. Kalau pas lagi stres, dengan masak maka rasa stres itu pun berkurang. Tapi, sayangnya aku orangnya moody. Kalau pas lagi pengen masak ya masak. Kalau nggak ya nggak.

Kekagumanku pada dunia masak-memasak bertambah ketika melihat tayangan TV ini. Dari sini aku melihat bahwa memasak bukan hanya sebuah kegiatan biasa. Bukan cuma sebagai salah satu bentuk standar kompetensi dasar seorang wanita, tapi lebih dari itu. Memasak adalah sebuah seni. Dan aku suka SENI! Terlepas untuk sekedar menyajikan makanan yang dapat mengenyangkan perut, memasak sebenarnya memiliki dimensi yang luas. Seninya memasak menurutku adalah bagaimana cara kita menyajikan makanan dengan baik, kreatif, dan inovatif disertai dengan teknik memasak yang benar.
Selama dua semester di perguruan tinggi aku mendapat mata kuliah kulineri. Satu semester untuk kuliner Indonesia, satu semester lagi concern di masakan Oriental. Untuk jenjang pendidikan strata satu, pengalaman kuliah kulineri ini merupakan hal yang patut disyukuri. Bagaimana dalam dua semester itu kami belajar memasak yang benar. Waktu itu, jujur aku masih payah dalam hal memasak. (Ketahuan jarang masak. Hahaha). Mungkin saat ini juga masih payah. Tapi, setidaknya tidak sepayah dulu. #membeladirisendiri. Pokoknya, bagiku.... memasak adalah hal yang asik.

Ilmu gizi dan memasak juga merupakan dua hal yang sangat dekat. Nah, di antara cabang-cabang ilmu gizi, kuliner lah yang paling aku suka. Jujur, aku orangnya tidak terlalu suka dengan hal-hal berbau ilmiah. Tidak terlalu suka dengan hal yang ribet, terstruktur, dan banyak aturan. Hmmm.... karena masak adalah hal yang (bagiku) tidak ribet dan tidak menguras otak, maka inilah asiknya masak sebenarnya. Ha ha ha ha.

Sempat terbersit keinginan untuk ambil kursus memasak masakan Oriental di luar negeri di antara keinginan-keinginanku lainnya. Banyak sekali keinginanku sebenarnya. Hahaha. Berharap suatu saat bisa terealisasi. Amiin.

Kapan-kapan masak yang aneh-aneh lagi ah.

Bersambung ke "Andai Aku Kontestan Master Chef Indonesia."

[+/-]

Facebook Seems Miles Away

[+/-]

Kemerdekaan Hati, Kemerdekaan Diri

[+/-]

A New Blogspot Favicon

[+/-]

Aku dan Memasak