Halaman

Jumat, 25 Januari 2013

Homemade Chicken Teriyaki


Ceritanya waktu itu gue habis dari Hypermart Kudus, beli bahan-bahan masakan (bahan kering). Yang gue inget, gue beli 2 sachet saus teriyaki, yang untuk selanjutnya akhirnya gue beli botolan juga. Terus gue beli apa lagi ya....? Lupa.

Besoknya, gue mau masak. Ada tuh daging ayam di kulkas, cuma belum difillet. Juga ada beberapa bahan lain. Waktu itu pas lagi gak punya bawang bombay. Udah deh, ke warung, beli dua. Masak deh, nasi ayam teriyaki. Ini masakan simpel juga. Gue gak ngikut resep orang. Asal aja. Hahaha.

Bahan (yang gue pakai):
-Daging ayam fillet, potong dadu. 
-Saus teriyaki secukupnya (waktu itu gue pakai 1 sachet)
-1 buah (siung) bawang Bombay, iris kasar
-Masih gue tambahin bawang putih kira-kira 2 siung (cincang halus), biar greget
-Jahe, dikit aja, memarkan
-Maizena, larutkan (pakai secukupnya)
-Nasi secukupnya (gue gak bilang beras lho)
-Garam secukupnya
-Merica bubuk secukupnya
-Gula secukupnya (dikit aja ding, tar manis)
-Minyak goreng secukupnya untuk menumis
-Air jeruk nipis dikit buat ngilangin amis si ayam
-Air matang secukupnya

Cara membuat:
-Tumis bawang bombay, bawang putih, dan jahe, sampai harum.
-Masukkan daging ayam, masak sambil diaduk-aduk
-Tambahkan garam, merica bubuk, gula, dan saus teriyaki
-Tambahkan air secukupnya, kemudian masak sampai bumbu meresap dan ayam matang
-Tambahkan larutan maizena secukupnya jika ingin lebih kental
-Angkat, tuang ke atas nasi dalam mangkuk 

Selamat menikmati! Hahahaha. 


Kamis, 24 Januari 2013

D.I.Y: A Glass Jar Wind Chime

Wind Chime (Jepang = Furin) atau yang kalau disini sering disebut 'klinthingan' bisa dikatakan sebagai penghias rumah yang memiliki nilai tersendiri, khususnya bagi aku. Dengan bantuan angin, benda ini dapat mengeluarkan suara yang khas dan indah. Jenis wind chime yang banyak dijual di Indonesia berbahan bambu, kayu, aluminium berbentuk tabung, Tapi, jarang ada yang seperti ini.



Dulu, jaman SMA, pas wisata ke Bali, aku pernah beli klinthingan. Bentuknya unik. Harganya juga lumayan murah waktu itu (dapet potongan toko 50%. hahaha). Bahannya dari plat aluminium (kayaknya lho) yang berbentuk tabung gitu. Suaranya bagus banget pas kena angin. Adem ayem rasane kalau denger. Dan, benda itu masih berfungsi sampe sekarang. Awet juga.


(oleh-oleh dari Bali)

Ceritanya sih.... Karena aku pengen juga wind chime yang dari kaca, aku coba cari-cari benda di rumah yang bisa kujadiin sasaran. Nemu deh, toples bekas tempat garam. Nah, eksekusi selanjutnya.... Tidak mudah sodara-sodara.

Yak. Sebelumnya biar kujelaskan dulu material yang kita butuhkan.

Bahan yang kugunakan:
-Toples kaca
-Bor (bukan bor untuk kaca sayangnya)
-Tang
-Paku
-Palu
-Lilin
-Korek api
-Batang besi (peralatan pertukangan, gak tau namanya)
-Amplas
-Tali kulit
-Bandul manik (nyomot dari gantungan kunci, dan bukan dari kaca)
-Kertas voucher internet
-Stiker polos
-Cat poster
-Kutek

Bahan yang sebetulnya kalian butuhkan: (Bedakan dengan yang di atas!)
-Toples kaca
-Bor khusus untuk kaca (diamond drill mereka bilang)
-Tali kulit
-Bandul (bagusnya dari bahan logam atau kaca)
-Pakai kertas voucher juga gapapa
-Cat akrilik atau apapun yang bisa nempel ke kaca

Cara membuat (versi aku):
-Bor bagian bawah toples tepat di bagian tengah. Waktu itu aku pake bor kayu punya bapak. Bornya gede gitu. Nakutin. Secara, aku gak pernah pegang bor, tanganku gemeteran pas ngebornya. Lama-lama mulai bisa teratasi. Tapi.... itu toples gak bisa-bisa dilubangi! Malah akunya yang ketakutan sendiri kalau kenapa-napa gegara bor itu. Akhirnya, di langkah pertama ini aku menyerah. Cerita akan berbeda kalau kalian pakai diamond drill.

-Untungnya aku kepikiran ide lain. Tapi, ini cukup nekat dan bodoh. Mana ada orang yang maku beling kalau bukan aku???? Kulakuin deh itu, gak berharap banyak. Kemungkinan buruknya, paling toples pecah. Yang lebih buruk lagi, mungkin aku bisa terluka. Untungnya kagak. Thanks God. Lama juga aku makunya, pelan-pelan, dikit-dikit. sampai akhirnya..... krek! Pecah sodara-sodara! Cara kedua ini tidak cukup efektif. (Kalian bisa skip langkah ini jika pakai diamond drill, atau jika kalian berhasil mengebor dengan benar tanpa pecah)

-Untungnya lagi, pecahannya kagak parah, jadi toples masih bisa dipake. Yang kulakukan selanjutnya adalah    mengikis dikit-dikit pinggiran bekas pecahan secara melingkar pakai tang kemudian permukaannya dihaluskan pakai amplas biar gak melukai jari, tangan, dsb. Gegara insiden pecah ini, bagian yang dilubangi (yang seharusnya di atas) jadi bagian bawah. Tutup toples secara gak terduga malah jadi berguna. Nah, tutup itu tak lubangi deh, pakai batang besi yang dipanasin. Heran.... Aku cewek kok mau-maunya nglakuin ini.

-Selanjutnya, kita warnai toples itu. Aku pakai cara bodoh. Aku 'nglukis' gambar bunga di atas stiker. Pas udah kering, stiker aku potong, terus tempel di toples. Tau-tau inget kalau punya kutek. Nah, pakailah itu buat tambahan warna. Hahahaha. Kalau pakai cat akrilik, hasilnya bisa lebih bagus lagi.

-Langkah selanjutnya, siapkan tali, kemudian ikat bandul yang posisinya disesuaikan dengan lubang toples. Cari bunyi yang paling oke dengan mengatur ketinggian bandul. Di bagian bawah, pasang kertas atau benda lain yang gampang diterbangkan angin. Gantung deh. Selesai.

Inilah penampakan wind chime 'sempat gagal' buatanku. Mirip kan, sama wind chime sungguhan? Hahaha. Ngawur.

    


Lumayan lah, buat pemula

NB: Wind chime ini dibuat sudah agak lama (Tahun 2012, lupa tanggal dan bulannya). Baru sekarang sempat dipost. Hehehe

Bebersih Blog


(gambar -you know lah-, nyomot dari Google)

Hahahaha. Entry gue habis gegara banyak yang gue delete!!!

Udah setahunan lebih gue kagak ngurusin ini blog. Ternyata, gue ninggalin banyak postingan galau nan alay. Gue jadi risih sendiri pas baca lagi. Ini gak bisa dibiarin! Makanya, mumpung sekarang tahun baru (kagak ada hubungannya). Tepatnya, mumpung gue inget dan pengen blogging lagi, gue bakal rombak total ini blog! Hahahaha. Mari, revitalisasi blog dan menghiasinya (halah) dengan entry-entry yang bener!! Ciao.  


Jumat, 18 November 2011

Facebook Seems Miles Away

Didn't find my facebook status lately?
What about my recent activity? You find any? Maybe just a little, right?
Do not ask me why!
Well, for me .... facebook is no longer the right place to share what is called "what's on your mind". In my case: "What's on my mind".
Even if I update the status, usually only last a few hours, then I remove it.
The main reason is....
It's just .... I feel that I'm no longer have the right capacity for sharing something (or anything) on fb when many people (eer... how can I say...), many 'important' person that I know are around. With my condition now, I feel inappropriate to 'roam' along this social media. So, I prefer the blog or twitter.
Twitter, though more simpler than fb, but I feel comfortable using it. I got a lot of things from there, when fb can't.
Blog. This is special. I called it my personal space. So, I feel free to share everything, no matter how people will read it or not.

Last but not least, I'm just trying to be wise from using facebook or other social media. Wise in writing and sharing what we feel there. Because everything we write can describe our real personality. That's it.

Selasa, 16 Agustus 2011

Kemerdekaan Hati, Kemerdekaan Diri


Ada yang istimewa dengan Ramadhan tahun ini. Yak. Kami, warga negara Indonesia tahun 2011 ini mendapatkan kesempatan merayakan (atau lebih tepatnya memperingati) hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia dalam suasana Ramadhan. Dan apa artinya? Karena peringatan hari bersejarah tersebut bertepatan dengan bulan puasa, maka sedikit banyak kegiatan-kegiatan 17-an yang sudah menjadi tradisi di tempat tinggal kita mengalami perubahan, atau dengan kata lain mengalami penyesuaian.

Mungkin benar jika banyak orang bilang bahwa nuansa kemerdekaan tahun ini jauh lebih sepi dari tahun-tahun sebelumnya. Betapa tidak? Mungkin tahun ini kita tidak bisa melihat anak-anak di kompleks rumah berlomba makan krupuk atau balap karung dengan ceria. Mungkin kita tidak bisa melihat perlombaan sepakbola bapak-bapak yang berdandan ala ibu rumah tangga, atau tidak bisa melihat tetangga-tetangga kita menjajal kemampuan memanjat pinang demi mendapatkan hadiah menggiurkan yang bergelantungan. Ramadhan mungkin benar membatasi gerak dan aktivitas kita dalam menyemarakkan nuansa kemerdekaan , namun esensi dari kemerdekaan itu sendiri tidak akan hilang di bulan ini. Walau tak seramai tahun sebelumnya, peringatan 66 tahun kemerdekaan Indonesia tahun ini pun sangat berkesan. Bahkan istimewa. Tak perlu menyelenggarakan lomba yang menguras tenaga. Kegiatan untuk mengisi kemerdekaan justru bisa kita lakukan dari hal yang paling mendasar dalam diri kita. Hati. Dari situ kita bisa menilai, sudahkah kita merdeka hari ini?

Jika 66 tahun yang lalu kita menyebut kemerdekaan sebagai suatu kondisi terbebasnya kita dari belenggu penjajahan dan memulai langkah baru menjadi sebuah negara yang independen, saat ini ketika kita tidak lagi menemui peperangan dan gencatan senjata di negeri ini, kita tidak bisa menyebut arti kemerdekaan seperti itu. Perang kita yang sesungguhnya bukan lagi melawan musuh garang bersenjata tajam, namun pada apa yang bahkan lebih kuat dari penjajah bertangan besi. Ya. Beri tepuk tangan pada musuh yang paling susah kita taklukkan. Diri kita sendiri.

Tahun ini, karena peringatan hari kemerdekaan Indonesia jatuh di bulan Ramadhan, kita seharusnya memperoleh banyak manfaat karenanya. Di bulan ini, kita belajar memerangi diri kita sendiri, melawan hawa nafsu kita. Dan, apabila kita berhasil melakukannya, sudahkah kita disebut merdeka? Jawabannya adalah sudah. Jika dilihat dari sudut pandang yang paling sederhana, berhasil mengendalikan hawa nafsu berarti kita telah menang atas diri kita sendiri. Terkesan sederhana, namun untuk sebagian orang termasuk aku, memenangkan diri sendiri menjadi hal yang sangat sulit. Nah, oleh karena itu, di bulan Ramadhan ini kita bisa dibilang menghadapi perlombaan yang sesungguhnya. Berlomba memenangkan diri kita dan mendapatkan kemerdekaan hati kita.

Di sisi lain, esensi sebuah kemerdekaan bisa terwujud pula dari apa yang kita kerjakan. Kusebut ini sebagai kemerdekaan diri. Setiap orang berhak mengekspresikan dan mengapresiasikan diri mereka, melakukan apa yang mereka inginkan tanpa campur tangan orang lain. Asalkan hal-hal tersebut tidak merugikan orang lain, kita sudah bisa disebut memiliki 'kemerdekaan diri'. Nah, untuk mendapatkan 'kemerdekaan diri' bisa kita lakukan dengan banyak cara. Misalnya melalui blog. Beruntung, di bulan Ramadhan ini blogdetik mengadakan program yang menarik, yakni ngaBLOGburit. Ajang kompetisi ini juga merupakan wadah kita menuangkan buah pikiran kita, mengeluarkan semua ide yang tersimpan, diapresiasikan dalam bentuk tulisan, kemudian dinikmati oleh orang banyak. Kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkarya merupakan komponen kita dalam memperoleh kemerdekaan diri.



Dirgahayu Republik Indonesia.

Jadilah warga negara Indonesia yang bukan hanya bisa mengucapkan MERDEKA! Namun, gapailah kemerdekaanmu yang sesungguhnya!


Related post
http://augustya.blogdetik.com/2011/08/16/kemerdekaan-hati-kemerdekaan-diri/

Sabtu, 18 Juni 2011

A New Blogspot Favicon

Alhamdulillah.... Akhirnya berhasil juga mengganti icon/logo di blog-ku ini. Sekarang sudah tidak tampak lagi logo huruf 'B' berlatarbelakang warna oranye, tapi sudah berganti dengan gambar chibi favicon buatanku. ^^

Terima kasih untuk http://www.html-kit.com/favicon yang sudah menganimasikan gambar buatanku. Logo blog-ku sekarang sudah lucu. Hahahaha. ^^
Terima kasih kepada http://bisnispastiku.blogspot.com/2009/06/mengganti-logo-bloggercom.html dan http://www.tutorialblogging.co.cc/2010/02/cara-mengganti-favicon-di-blogger.html atas tutorialnya.

Karena ini kali pertama aku coba ganti icon di blogspot, aku sempat gagal berkali-kali gara-gara ada kesalahan format html. Tapi, akhirnya jadi juga. =))
Nah, alasan penggantian icon di blog-ku di antaranya adalah biar tambah lucu dan ada ciri khas yang membedakan dari kebanyakan blog lain (karena icon ini asli buatan sendiri pakai Ai CS3), Uji coba pertama kali aku sengaja memasang gambar chibi dan bukan logo yang sebenarnya sudah aku bikin. Karena logo bertuliskan huruf 'T' (inisial namaku) yang kubuat belum paten dan matang (ceileeeh) dan kayaknya masih perlu revisi (biar bagus dan meyakinkan), makanya untuk sementara aku pakai icon chibi ini dulu.
Icon/logo baru berarti keseriusan untuk lebih mendalami blogspot dan memanfaatkan blogspot untuk menyalurkan ide, pemikiran, karya, juga bisnis. Untuk yang terakhir ini masih belum jalan sih. Hehehehe.
Ini dia gambar icon blog-ku. Mirip Chibi Maruko-chan. Tapi, lebih cantik kan? Hahaha XD


Ini logo yang aslinya mau kujadikan logo paten blog-ku. Tapi, karena masih amburadul dan kurang meyakinkan maka kubatalkan. Hehe. ^^

Sekian. Anda bisa mencoba mengganti logo blogspot Anda dengan mengikuti tutorial pada link yang saya sebutkan di atas.
Selamat mencoba. =)


Senin, 06 Juni 2011

Aku dan Memasak

Waktu pertama kali lihat acara TV Master Chef Indonesia di RCTI, hal yang pertama terlintas di kepalaku adalah.... "Gila! Ini gue banget!"

Walau tampang kurang meyakinkan, gini-gini aku juga bisa masak. Yah, walau masih amatiran. Bagiku, memasak adalah kegiatan yang menyenangkan. Kalau pas lagi stres, dengan masak maka rasa stres itu pun berkurang. Tapi, sayangnya aku orangnya moody. Kalau pas lagi pengen masak ya masak. Kalau nggak ya nggak.

Kekagumanku pada dunia masak-memasak bertambah ketika melihat tayangan TV ini. Dari sini aku melihat bahwa memasak bukan hanya sebuah kegiatan biasa. Bukan cuma sebagai salah satu bentuk standar kompetensi dasar seorang wanita, tapi lebih dari itu. Memasak adalah sebuah seni. Dan aku suka SENI! Terlepas untuk sekedar menyajikan makanan yang dapat mengenyangkan perut, memasak sebenarnya memiliki dimensi yang luas. Seninya memasak menurutku adalah bagaimana cara kita menyajikan makanan dengan baik, kreatif, dan inovatif disertai dengan teknik memasak yang benar.
Selama dua semester di perguruan tinggi aku mendapat mata kuliah kulineri. Satu semester untuk kuliner Indonesia, satu semester lagi concern di masakan Oriental. Untuk jenjang pendidikan strata satu, pengalaman kuliah kulineri ini merupakan hal yang patut disyukuri. Bagaimana dalam dua semester itu kami belajar memasak yang benar. Waktu itu, jujur aku masih payah dalam hal memasak. (Ketahuan jarang masak. Hahaha). Mungkin saat ini juga masih payah. Tapi, setidaknya tidak sepayah dulu. #membeladirisendiri. Pokoknya, bagiku.... memasak adalah hal yang asik.

Ilmu gizi dan memasak juga merupakan dua hal yang sangat dekat. Nah, di antara cabang-cabang ilmu gizi, kuliner lah yang paling aku suka. Jujur, aku orangnya tidak terlalu suka dengan hal-hal berbau ilmiah. Tidak terlalu suka dengan hal yang ribet, terstruktur, dan banyak aturan. Hmmm.... karena masak adalah hal yang (bagiku) tidak ribet dan tidak menguras otak, maka inilah asiknya masak sebenarnya. Ha ha ha ha.

Sempat terbersit keinginan untuk ambil kursus memasak masakan Oriental di luar negeri di antara keinginan-keinginanku lainnya. Banyak sekali keinginanku sebenarnya. Hahaha. Berharap suatu saat bisa terealisasi. Amiin.

Kapan-kapan masak yang aneh-aneh lagi ah.

Bersambung ke "Andai Aku Kontestan Master Chef Indonesia."

[+/-]

Homemade Chicken Teriyaki

[+/-]

D.I.Y: A Glass Jar Wind Chime

[+/-]

Bebersih Blog

[+/-]

Facebook Seems Miles Away

[+/-]

Kemerdekaan Hati, Kemerdekaan Diri

[+/-]

A New Blogspot Favicon

[+/-]

Aku dan Memasak